SELAMAT DATANG di web kami, mari kita berbagi pengalaman. Terima Kasih

Rabu, 12 Agustus 2015

PENDERITAAN HIDUP TIADA HENTI KALAU TIDAK BISA MENYEIMBANGINYA


Kita jumpa lagi di kesempatan hari ini untuk menceritakan kepedihan atau penderitaan sebagai manusia. Pada umumnya manusia diciptakan memang sebagai mahluk yang mulia. Karena manusia lah yang mampu melakukan banyak hal ketimbang mahluk - mahluk lain, tetapi kebanyakan dari manusia yang mementingkan dirinya sendiri di jaman Kali Yuga ini. Jarang sekali ada
orang yang memikirkan kesejahteraan orang lain, yang terpenting adalah dirinya sendiri. Manusia jaman sekarang mempunyai sebuah keinginan yang lebih ( melebihi kemampuannya sendiri ), ini lah salah satunya yang membuat manusia hidup penuh dengan penderitaan. 

Seperti bapak / ibu yang memanjakan anaknya, ini sebenarnya Bapak / ibu secara tidak langsung menjerumuskan masa depan anaknya untuk menjadi bodoh dan menderita. Kita boleh sayang pada anak bukan berarti untuk di manja atau tidak memberikan anak kita untuk bekerja karena saking sayangnya terhadap anak. Kalau menyuruh anak kita bekerja, bukan berarti kita tidak sayang, ini semata - mata kita sebagai orang tua nya secara tidak langsung memberikan pendidikan kepada anak.  Kalau anak kita terbiasa untuk melakukan pekerjaan dari kecil, nanti setelah tumbuh dewasa akan menjadi lebih gampang menjalani sebuah kehidupan ketimbang anak manja ( malas ).

Rasa sayang manusia sangat luar biasa kepada yang di cintainya bahkan bisa melebihi dirinya sendiri. Maka dari itu manusia sulit menerima perubahan - perubahan yang terjadi di dalam hidupnya, rasa sayang dan cinta yang berlebihan inilah yang juga membuat manusia semakin terpuruk atau semakin menderita.

Manusia juga tidak kepingin mengalami perubahan dalam hidupnya terutama sama keluarga kesayangannya. Misalnya; kehilangan atau kematian terhadap istri apalagi anak kesayangannya, inilah yang sangat sulit manusia untuk melampauinya dan akhirnya akan menjadi sebuah penderitaan. kebanyakan dari manusia yang berpikir bahwa segala sesuatunya yang dimilikinya utuh untuk selama - lamanya. Padahal sebenarnya hidup amatlah singkat dan tidak kekal, semuanya akan musnah dan hidup ini sangat keras dan melelahkan, kalau kita keras maka semakin keras pula kehidupan yang kita alami atau kalau kita hidup menghayalkan sesuatu yang lebih, nantinya akan membuat setres kalau tidak kesampaian. Intinya disini kita harus bisa menyeimbanginya agar kita mendapatkan kesejahteraan dan kedamaian dalam menempuh kehidupan ini. Nah lantas bagaimana kita bisa seperti itu? Menurut pengalaman pribadi yang saya alami adalah; 
  • Pertama saya mengendalikan keinginan yang berlebihan agar tidak menjadi minder ( setres ) atau apa yang kita punya kita syukuri, ini yang sangat berdampak dalam meraih sebuah kenyamana untuk menjalani kehidupan. 
  • Yang kedua adalah tidak sombong dan tidak meninggikan harga diri kepada semua orang, apapun perkataan orang baik itu sanjungann atau di jelek - jelekan, saya tetap tenang. Karena saya pikir itu semua tidak ada artinya sama sekali.
  • Ketiga adalah saya rela mengorbankan penampilan ( seadanya ) agar tidak mengundang  ke aku an / gensi.
  • Keempat hidup tidak berpoya-poya ( secukupnya ) kalau punya uang / sesuatu benda yang berlebihan, lebih baik disumbangkan kepada yang membutuhkannya. 
Begitulah yang pernah saya lakukan ketika kepingin merubah kehidupan agar menjadi sedikit lebih nyaman, dan akhirnya berhasil menjadi damai kehidupan saya.
Jika pengalaman saya ini tidak berkenan mohon diabaikan, karena ini sangat nyata sekali di kehidupan saya.


Salam ,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar