SELAMAT DATANG di web kami, mari kita berbagi pengalaman. Terima Kasih

Kamis, 30 Juli 2015

Kesombongan adalah Awal dari Penderitaan

Kehidupan yang kita jalani amatlah keras dan penuh dengan penderitaan. Nah disini saya akan berbagi pengalaman yang saya alami selama ini. 
Banyak orang yang saya jumpai dikehidupan pada jaman Kali seperti; orang yang senang disanjung dengan pujian-pujian, ia merasa harga dirinya seakan terangkat. Ia merasa dirinya dihormati dan diperhatikan orang. Biasanya orang tersebut akan menjadi sombong dan menghalalkan segala cara kalau ia ada
kepentingan pribadinya. Tetapi ia akan sangat kesal kalau ada yang mencaci, menghina dan merendahkan. Penghinaan akan ia balas dengan hinaan yang lebih keras lagi. Begitulah yang sering saya jumpai dalam pergaulan di jaman ini. 
Saya sering merenung dalam diri sendiri memikirkan mengapa orang-orang kebanyakkan pada sombong, senang dipuji-puji dan apa yang ada kok jadi rebutan. Padahal hidup ini hanya sebentar dan penuh dengan kepalsuan. Kalau tidak menyadari bahwa hidup ini penuh dengan kepalsuan, maka kita akan minder, marah - marah dibuatnya dan merasa kekurangan. 


Kesombongan adalah awal dari penderitaan
Orang yang sombong pada dasarnya dia sebenarnya merasa kekurangan, orang sombong hatinya tertutup karena dia merasa malu kalau ada orang lain mengetahui keadaannya yang sebenarnya.
Karena dia merasa jadi orang yang paling oke ( pokoknya yang serba top ), padahal keadaannya yang sebenarnya berbeda jauh dari kenyataannya. Walaupun dia kaya tapi tetap merasa kekurangan, apapun yang dia punya tidak akan terpuaskan. Nah begitulah sedikit bagi saya tentang orang - orang sombong menjalani sebuah kehidup yang tidak akan nyaman sedikitpun.
Kalau kita semua bisa mengendalikan Kesombongan, ego, munafik, iri hati, marah, nafsu dan menumbuhkan sifat kasih sayang dan besar hati, saya kira tidak ada orang yang minder/stres dan kedamaian pun akan tercipta dengan sendirinya. 


Kita hidup sebenarnya hanya menunggu kematian dan di kubur atau diaben seperti gambar diatas. 
Biarpun orang kaya atau orang miskin pada dasarnya sama saja tidak ada perbedaan disaat ajalnya tiba, dan semua kepunyaannya semasih hidup tidak akan bisa dibawa. Kesimpulannya disini adalah bahwa orang mati hanya membawa dua bekal yakni; perbuatan baik dan perbuatan jahat yang dilakukannya semasa menjalani kehidupan di dunia fana ini. Maka dari itu, kita bisa berpikir bahwa perlu untuk melakukan kewajiban tetapi tidak yang berlebihan, karena kalo kita mempunyai keinginan yang berlebihan, nanti hati kita akan tidak tenang, dan mengakibatkan pikiran menjadi berspekulasi atau menghayalkan yang muluk - muluk.

Marilah kita merenungi kisah perjalanan hidup ini yang penuh dengan penderitaan.  Mengapa saya bilang menderita, karena menurut pengalaman saya pribadi menjalani kehidupan  ini kesenangan / kebahagian memang pernah saya rasakan. Tetapi kesenangan yang saya dapatkan dihantui oleh rasa kekurangan dan segera disusul oleh penderitaan, saya bilang menderita disini karena merasa apa yang saya miliki saat itu serba kurang, karena saya memiliki keinginan yang melampaui kepunyaan dari teman. Ini lah yang saya maksud menjalani kehidupan yang penuh dengan penderitaan, kesenangan hanya sebentar dan penderitaan yang lebih lama kita rasakan. 

Agar saya menjalani kehidupan ini merasa nyaman dan tenang, pertama yang saya lakukan adalah; 
merubah kebiasaan - kebiasaan buruk yang menyenangkan, 
rela mengorbankan kesenangan yang bersifat hura - hura / berpoya - poya, 
rela juga mengorbankan penampilan atau berpenampilan biasa - biasa saja ( tidak gaul ), 
belajar mengalah dan menumbuhkan rasa kasih sayang pada semuanya, 
tidak berprasangka buruk pada orang lain, 
mengurangi pergaulan yang tidak baik seperti berjudi & meminum minuman keras ( beralkohol ) 
sering sembahyang dan membersihkan diri lahir batin, dan lain sebagainya.
Itulah semua yang saya lakukan untuk mencari ketenangan hati agar dapat mengurangi rasa penderitaan dalam menjalani kehidup ini.
Kendalikan sedikit saja kalau tidak bisa sepenuhnya, juga akan berdampak lebih baik.   

Nah begitulah pengalaman saya tentang membuat hati menjadi tenang dan nyaman, kalau ada kata - kata yang menyinggung perasaan / tidak berkenan, saya mohon maaf yang sebesar - besarnya karena saya belum pandai merangkai / mengeja kata - kata dalam penulisan.

Terima kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar